Membangun Openi Publiki_Ali Sadikin
Opini Publik
Opini publik
berasal dari bahasa latin, opinari berarti berpikir atau menduga,
publicus artinya milik masyarakat luas. Kata opinion sendiri mengandung
akar kata onis yang berarti harapan. Dalam bahasa Inggris opinion erat
hubungannya dengan option dan hope yang juga berasal dari bahasa latin
optio yang artinya pilihan atau harapan. Opini publik menyangkut dugaan, perkiraan, harapan dan pilihan yang dilakukan banyak orang.
Obyek ini sangat penting karena sifat komunikasi yang dilakukan menyangkut manusia dalam kedudukannya sebagai individu maupun
bagian dari masyarakat secara luas. Hubungan yang dilakukan oleh negara
di manapun di dunia tidak lepas dari munculnya opini publik di
masyarakat. Kebijakan pemerintah dalam konteks demokrasi pada akhirnya
harus mempertimbangkan aspek opini, persepsi, pendirian dan sikap
publik.
Istilah opini
publik berdasar latar belakangnya memang sangat kental dengan wilayah
dan peristiwa-peristiwa politik. Pakar komunikasi mengidentifikasi
sejarah kehadiran konsep tersebut di mulai di Eropa, khususnya Inggris
dan Perancis pada pertengahan abad ke -18. Para penguasa pemerintah di berbagai penjuru dunia di ketahui sangat berkepentingan dengan opini publik, “anyting said aloud and heard by anyone” (siapapun akan mendengar pernyataan yang nyaring/keras).
Kondisi
tersebut didasarkan oleh pandangan bahwa pemerintah demokratis wajib
menjalankan kehendak rakyat, sementara itu rakyat sendiri secara luas
sering memilih untuk diam, sehingga opininya sering tidak diketahui
secara jelas. Untuk itulah lahir lembaga-lembaga yang sering mengakui
bahwa kehadirannya tak lebih untuk menyuarakan kehendak rakyat, atau
menyampaikan suara rakyat. Semacam organisasi sosial politik, keagamaan,
mahasiswa dan media massa.
Membangun Opini, Memanage Isu
Memahami opini seseorang apalagi publik bukan pekerjaan yang mudah, RP Abelson merumuskan molekul opini ada tiga unsur, yakni :
- Belief (kepercayaan tentang sesuatu)
- Attitude ( apa yang sebenarnya dirasakan seseorang)
- Perception (persepsi)
Fakta di
lapangan pengaruh belief dan attitude tidak otomaticly akan menjadikan
apa yang dinyatakan seseorang melalui pernyataan akan sama. Ternyata
tidak banyak orang yang dapat mengungkapkan opininya sesuai dengan
sesuatu yang dipercayai atau apa yang sebenarnya dirasakan, terutama pernyataan yang ditujukan kepada khalayak luas.
Pernyataan
yang tidak konsisten ini tercatat luas dalam berbagai sikap masyarakat,
misalnya orang Amerika kulit putih, jika ditanya, selalu akan menyatakan
bahwa orang negro sama baiknya dengan orang kulit putih, tetapi dalam
memilih tempat tinggal mereka akan selalu menghindarai tinggal
berdekatan. Seorang mahasiswa apalagi aktivis jika disurvei akan
menyatakan penguasa dan pengusaha (konglomerat) mengisap keringat
rakyat. Beberapa bulan kemudian setelah lulus, dia bekerja pada salah
satu dari mereka yang belum lama di kritiknya.
Persepsi
Maka akar dari opini sebenarnya adalah persepsi. Persepsi ditentukan oleh faktor :
- Latar belakang budaya.
- Pengalaman masa lalu.
- Nilai-nilai yang dianut.
- Berita-berita yang berkembang.
Faktor satu
sampai tiga akan membentuk pendirian (attituted) seseorang. Akan tetapi
seperti di jelaskan diatas pendirian tidak atomatis mampu membuat
seseorang jujur atau berani menyatakan opininya, terutama ke masyarakat
luas atau lebih banyak memilih diam terhadap kondisi yang ada.
Pendirian sering juga disebut sebagai sikap, yang merupakan opini yang masih tersembunyi di dalam batin seseorang (Latent Opinion).
Masih banyak orang yang menyembunyikan opininya karena manusia adalah
mahluk sosial. Mereka melakukan hal tersebut semata-mata untuk menjaga
relasinya dengan orang lain disekitarnya. “Attitude is the feeling one has for oneself.”
Memanage Isu dengan Agitasi dan Propaganda
Akan tetapi pendirian (attitude)
akan membentuk persepsi, persepsi akan membangun opini. “What the
individual says or put in a questionnaire”, pendirian yang diungkapkan
dalam bentuk apapun (verbal, bahasa tubuh, symbol, raut muka, ekspresi,
warna, pakaian, ruang, waktu) di sebut opini.
Opini
individual akan berkembang menjadi konsensus bila masyarakat dalam
segmen tertentu memiliki kesamaan-kesamaan tertentu. Kesamaan itu bisa
berupa kesamaan kekecewaan, kegembiraan, atau pengalaman emosional
lainnya. Konsensus yang sudah matang dan menyatu dalam masyarakat itulah
yang di sebut opini publik.
Persoalannya
adalah untuk membangun konsensus membutuhkan waktu dan juga tergantung
banyak unsur, seperti emosi, tekanan dari luar, dan pengaruh
berita-berita yang berkembang. Di sinilah waktu perlunya menajemen isu
dengan melakukan agitasi dan propaganda. Tujuannya adalah
agar tercipta konsensus yang cepat dan opini publik terbentuk sesuai
dengan agenda dan kemauan politik yang menjadi target kita.
Manajemen isu
sesungguhnya mengenai kekuasaan. Jika kita sebagai individu atau
organisasi ingin membangun opini publik dalam rangka mempengaruhi
kebijakan publik, kita harus memiliki kekuasaan berdasarkan ide yang
kita ambil. Kita dapat mengubah kebijakan masyarakat karena kita mampu
menawarkan alasan yang masuk akal untuk menjustifikasi posisi atau
kebenaran menurut kita. Kondisi tersebut harus diselaraskan dengan
kepentingan publik, membangun hubungan yang efektif dan saling
menguntungkan dan meningkatkan kepentingan komunitas.
Upaya proaktif
mengelola gagasan, isu-isu, tren atau peristiwa potensial perubahan
pendirian, persepsi dalam rangka membangun opini publik yang tujuannya
untuk mempengaruhi dan merubah kebijakan publik atau tujuan politik kita
itu yang disebut manajemen isu. Isu muncul ketika ada ketidaksesuaian
antara lingkungan atau pengharapan publik dengan kenyataan (kebijakan
pemerintah), juga karena perubahan kebijakan, disharmoni dan sebagainya.
Isu bisa meliputi masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan
atau nilai.
Mengelola isu
dilakukan dengan melakukan penelitian, monitoring, mengidentifikasi,
menganalisis dan akhirnya membuat langkah-langkah strategis.
Menyimpulkan isu dan membangun opini publik yang semassif mungkin.
Agitasi dan Propaganda
Berasal dari bahasa latin, Agitare yang berarti bergerak, menggerakkan, dalam bahasa Inggris disebut Agitation. Agitasi
beroperasi menggerakkan khalayak ( rakyat, anggota, komunitas) kepada
suatu gerakan terutama gerakan politik. Upaya menggerakan massa
dengan lisan atau tulisan, dengan cara merayu, mempengaruhi, merangsang
, membangkitkan emosi khalayak menuju satu opini bersama dan pada
akhirnya menjadi opini publik.
Agitasi dimulai dengan membuat kontradiksi atau pertentangan dalam masyarakat dan
menggerakkan khalayak untuk menentang kenyataan hidup yng dialami
selama ini (penuh ketidakpastian dan penuh penderitaan) dengan tujuan
menimbulkan kegelisahan dikalangan massa. Kemudian rakyat digerakkan untuk mendukung gagasan baru atau ideologi baru dengan menciptakan keadaan baru.
Agitasi juga
berusaha agar khalayak bersedia memberikan pengorbanan yang besar dan
bersedia mengorbankan jiwa untuk tujuan mewujudkan cita-cita politik.
Dengan agitasi seorang pemimpin mempertahankan kegairahan pengikutnya
untuk memperoleh kemenangan, dan diikuti usaha sistematis dalam
rangkaian tujuan.
Ada
pendapat bahwa agitasi adalah perbuatan negative, karena sifatnya
menghasut, mengancam, menggelisahkan dan membangkitkan rasa tidak puas
dikalangan publik serta mendorong adanya pemberontakan atau perlawanan.
Orangnya disebut agitator, orang yang berusaha menimbulkan ketidakpuasan, kegelisahan atau pemberontakan dan perlawanan orang lain. Ada
agitator yang sikapnya selalu gelisah dan agressif, dan mampu
menggerakan orang lain, baik melalui ucapan maupun tingkah lakunya.
Sebaliknya ada juga agitator yang lebih tenang dan cenderung pendiam,
tetapi mampu mempengaruhi, membentuk atau membina dan membangun opini
publik serta menggerakkan publik melalui ucapan atau tulisannya.
Propaganda
adalah upaya merayu opini publik dengan mengemukakan banyak gagasan atau
pikiran secara mendalam kepada sedikit orang. Suatu kampanye politik yang
dengan sengaja mengajak, membimbing, mempengaruhi, membujuk, merayu
oarang secara sistematis agar orang lain menerima pandangan, ideologi
atau nilai. Kata lain adalah usaha individu atau individu-individu yang
berkepentingan untuk mengontrol sikap kelompok individu lainnya dengan sugesti
Propaganda dilakukan dalam bentuk pendidikan kelas atau ceramah-ceramah yang jumlah pesertanya sangat terbatas atau terpilih. Para pengikutnya harus mamapu menggalang beberapa ribu pengikut baru yang diharapkan. Kharakteristinya yaitu satu-kepada-banyak ( satu propagandis menggalang banyak pengikut).
Istilah propaganda dari bahasa latin propagare yang berarti menyemai tunas suatu tanaman. Orang melakukan kegiatan itu disebut propagandis. Seorang
propagandis harus yang memiliki kemampuan menciptakan suasana yang
mudah kena sugesti (suggestible). Suasana itu sangat ditentukan
kecakapan propagandis dalam mengsugestikan, menyarankan, mempengaruhi,
membujuk kepada khalayak (suggestivitas), dan khalayak itu sendiri
diliputi oleh suasana yang mudah kena sugesti (suggestibilitas).
Propagandis
adalah politisi atau aktivis yang memiliki kemampuan dalam memperoleh
opini publik yang positif dengan cara menjangkau khalayak kolektif yang
lebih besar. Ada beberapa teknik propaganda (politik) yang memanfaatkan kombinasi kata, tindakan dan logika yaitu :
- Penjulukan (name calling) yaitu memberi nama jelek kepada pihak lain, membuat nama bagus untuk pihak sendiri.
- Testimonial yaitu pengulangan ucapan orang yang dihormati untuk mempromosikan kebaikan pihak sendiri. Begitu juga ucapan orang yang kita benci untuk meremehkan suatu maksud.
- Merakyat (plain foks), menempatkan diri sebagai bagian dari rakyat atau kelompok.
- Menumpuk kartu (card stacking), memilih dengan teliti pernyataan yang akurat dan logis.
- Gerobak Musik (bandwagon), mendorong khalayak untuk bersama-sama orang banyak bergerak mencapai tujuan atau kemenangan yang pasti
Komentar