Cina dengan bangsa Barat
Perkenalan Cina dengan bangsa Barat, membawa suatu konsekuensi terjalinnya suatu interaksi. Bentuk
hubungan tersebut sebagaian besar di dominasi oleh hubungan dagang.
Hubungan perdagangan ini terjalin dengan bangsa Portugis, Spanyol,
Belanda dan Inggris.
- Portugis dan Spanyol
Bangsa
Portugis mengupayakan kontak perdagangan dengan Cina pada masa Portugis
berhasil menguasai Malaka pada tahun 1511. Malaka sendiri merupakan
pusat perdagangan laut di Asia. Pada tahunyang sama orang Portugis
muncul di Kanton-Cina untuk mengadakan perdagangan dengan Cina tepatnya
pada masa dinasti Ming. Pada masa itu dinasti Ming sedang mengalami
kerugian besar sebagai akibat tindakan perompak Jepang. Sebagai
dampaknya Portugis tidak diterima dengan baik di Kanton untuk mengadakan
perdagangan. Sehingga dalam tahap ini Portugis tidak berhasil menjalin
hubungan perdagangan dengan Cina, di samping itu juga sebagai dampak
dari Portugis yang belum mengenal sistem upeti.
Pada
tahun 1554/7, orang Portugis baru diberikan Ijinuntuk mendirikan tempat
dagang di semenanjung Macao, di sebelah selatan Kanton. Di wilayah ini
Portugis diberi kebebasan dan mereka boleh hidup menurut adat mereka
sendiri, seperti koloni perdagangan zaman dulu, namun tetap di bawah
kedaulatan Cina. Baru dalam abad ke-19 Macao menjadi daerah jajahan
Portugis. Bangsa Spanyol menetap di Filipina, yang kemudian dijadikan
daerah jajahannya sampai pada tahun 1898, dalam hubungan dagang dengan
Cina dinasti Ming melarang orang Spanyol unutk mengadakan hubungan
perdangangan secara langsung. Sehingga hubungan perdagangan di jalankan
dari Filipina.
- Belanda
Belanda
pada tahun 1596 berada di kepulauan Indonesia, kemudian mencoba untuk
mengadakan hubungan perdangangan dengan Cina. Antara Belanda dengan
Portugis terjadi persaingan dalam mendapatkan tempat untuk mejalankan
hubungan perdagangan dengan Cina. Berkaitan dengan hal tersebut Belanda
mencoba merebut Macao dari tangan Portugis namum gagal.
Berangkat
dari kegagalan tersebut Belanda kemudian mendirikan kantor perdagangan
di Taiwan (Benteng Zeelandia). Di wilayah ini Belanda berhasil
memeperoleh kedudukan penting di dalam perdagangan di Asia Timur,
khususnya perdagangan di antara Cina dengan Jepang. Meskipun Belanda,
berhasil menjalin hubungan dagang melalui Taiwan, hak istimewa untuk
mengadakan perdagangan langsung dengan Cina tetap di tangan Portugis.
Dalam abad ke-17 Portugis diusir oleh VOC dari perdangan di seluruh
Asia.
Pada
masa VOC, Belanda menyadari bahwa pada masa dinasti Ch’Ing, memiliki
harapan yang baik. Belanda mencoba mengambil strategi dengan cara:
a. Mengirim duta ke Peking untuk memperoleh konsesi perdagangan
b. Membantu dinasti Ch’ing dalam mengatasi seorang bajak laut yang setia pada dinasti Ming.
Dalam
hal ini dapat dilihat adanya hubungan politik yang dapat ditunjukkan
pada tindakan Belanda untuk membantu Ch’ing dalam mengatasi seorang
bajak laut yang dikenal sebagai Coxinga. Namun upaya bantuan ini tidak
membawa banyak hasil konkrit.
Pada
tahun 1662 Coxinga justru berhasil merebut benteng Zeelandia yang
dikuasai oleh Belanda. Namun pada tahun yang sama ia meninggal dan pada
tahun 1683 Ch’ing menduduki dan menganeksasi Taiwan. Pada masa Taiwan
dikuasai oleh Ch’ing Belanda kadang-kadang diperbolehkan untuk berdagang
di Amoy. Tetapi pada umunya dinasti Ch’ing tetap mengikuti garis
politik Ming untuk menutup diri.
Pada
masa kaisar K’ang-hsi (1683), Cina mulai mendorong perdagangan luar
negeri untuk meningkatkan kesejahteraan lokal dan penghasilan dari
perbendaharaan negara. Pada tahun 1684 perdagangan di pantai selatan
diperbolehkan dalam batas pengawasan negara, dan dibangun suatu sistem
bea-cukai, yang berada di bawah departeman keuangan.
- Inggris
Inggris
melalui kongsi dagangnya yang bernama EIC ( East India Company ) pada
tahun 1699 mengirimkan kapal pertamanya ke Kanton-Cina. Inggris
menguasai hampir seluruh pasaran di Cina. Sementara pada pihak Cina
melalui sebuah Gilda pedagang resmi bernama Kung-hang ini menjadi
perantara dalam mengatur hubungan dagang dengan bangsa Eropa. Kung-hang
oleh pemerintah diberikan hak istimewa dan monopoli untuk berdagang
dengan Eropa. Badan ini sekaligus bertanggung jawab terhadap pemerintah
Cina terhadap ketertiban dan kelancaran dari perdagangan dengan bangsa
Eropa.
Hubungan
resmi di antara orang Barat dengan pejabat resmi Cina juga diatur
melalui badan tersebut, apalagi dalam bentuk petisi. Hal ini dikarenakan
semuanya diatur menurut sistem upeti. Dengan demikian jika pedagang
Cina mengalami kesulitan misalkan dalam perkara hutang tidak dibayar,
hampir tidak ada kemungkinan untuk memperoleh ganti rugi. Selebihnya
orang Eropa dibiarkan hidup menurut adat istiadat mereka sendiri, akan
tetapi jika terjadi perkara hukum di antara kedua pihak, hukum Cina yang
berlaku. Hukum Cina tersebut seringkali bertentangan dengan rasa
keadilan orang Eropa. Misalnya terjadi kasusu pembunuhan terhadap orang
Cina yang dilakukan oleh orang Inggris, namun ketika pelakunya tidak
ditemukan, maka Cina menuntut pertanggung jawaban kolektif, dalam
pengertian seorang Inggris harus diserahkan sebagai gantinya. Sehingga
sistem perdagangan di Kanton ini sering menjadi sumber ketegangan.
Komentar